Sabtu, 25 Desember 2010

Hari Sial Sang Raja Sulap

Signor Magilo adalah seorang pesulap. Namanya sangat termashur di seluruh Eropa. Ia ahli untuk melepaskan diri dari segala macam ikatan dan kurungan.
Suatu hari, rombongan Signor mengadakan pertunjukan di sebuah daerah di Kota Venesia. Para penonton penuh sesak memadati ruang pertunjukan yang tidak begitu besar. Berbagai tontonan telah dipertunjukkan oleh Signor dan rekan-rekannya. Kini tibalah acara yang paling menarik.
Signor Magilo meminta seorang penonton naik ke panggung untuk menguji sendiri keahliannya. Sampai saat ini, tak seorang pun yang berhasil mengalahkannya.
Pembawa acara menawarkan sebuah sayembara.
“Para hadirin sekalian, Signor Magilo menantang salah seorang di antara kalian untuk mengikat tubuhnya erat-erat. Kemudian silakan masukkan Signor Magilo ke dalam peti dan kunci dari luar. Anak kunci dipegang oleh si pengunci. Sebelum itu, penonton boleh memeriksa apakah Signor Magilo memiliki kunci tiruan yang ia sembunyikan di antara pakaiannya. Kami beri waktu lima menit. Jika sang Signor tidak bisa keluar dari peti dalam jangka waktu itu, kami mengaku kalah.”
Suasana sepi mencekam. Tak seorang pun yang berdiri dari tempat duduknya untuk menerima tantangan itu. Sampai saat itu, belum ada orang yang berhasil mengikat atau mengurung raja sulap itu, tanpa ia bisa membebaskan diri kembali.
Para penonton merasa tak yakin, apakah mereka bisa menerima tantangan itu? Namun akhirnya seorang anak muda naik ke panggung.
Signor Magilo menyediakan tangan dan kakinya untuk diikat. Setelah diikat erat, dua orang temannya menggotong dan memasukkannya ke dalam sebuah peti besar. Kemudian anak muda itu mendekati peti besar itu dan menguncinya. Kunci lalu ia cabut kembali.
Peti besar itu lalu diselimuti kain lebar. Selanjutnya pembawa acara memukul gong kecil, tanda hitungan dimulai.
Detik demi detik berlalu, menit demi menit berganti, dan pembawa acara tersenyum-senyum ke arah penonton. Namun kemudian senyumnya memudar ketika detik-detik berjalan menuju menit kelima. Oh, kenapa sang Raja Sulap belum muncul juga? Apakah ia sengaja menunggu hingga menjelang detik terakhir? Namun saat waktu lima menit yang dijanjikan habis, dan gong dibunyikan, Signor belum juga berhasil keluar dari dalam peti itu.
Itulah saat pertama kalinya sang Raja Sulap tidak berhasil membebaskan diri dari kurungan! Peti besar itu dibuka kembali oleh anak muda tersebut. Barulah raja sulap itu keluar dengan tangan dan kaki bebas dari ikatan. Namun demikian, ia kalah, sebab tidak berhasil keluar dari peti dalam waktu yang dijanjikan.
Muka Signor kelihatan kecut sesaat. Namun tiba-tiba ia tersenyum. Ditepuk-tepuknya pundak anak muda itu, lalu ia berkata. “Nah, para hadirin sekalian… setelah ratusan kali saya mengadakan sayembara seperti ini, baru sekarang saya kalah. Anak muda ini telah berhasil membuat saya tidak bisa keluar dari dalam peti. Selamat memenangkan sayembara!”
Pembawa acara kemudian menyerahkan setumpuk uang kertas dan menjabat tangan anak muda itu. “Selamat,” ucapnya singkat.
Sebelum anak muda itu turun dari panggung, Signor menariknya ke pojok panggung. Ia pun berbisik, “Nak, bagaimana cara kamu mengunci peti itu?”
Dengan berbisik pula anak muda itu menjawab, “Terus terang, Tuan, rahasia ini saya temukan secara tidak sengaja. Suatu hari saya mencoba membuka pintu rumah, namun tidak bisa. Anak kunci saya putar-putar. Tetapi saya akhirnya tahu, kalau pintu itu sebenarnya tidak dikunci…”
“Jadi?” potong Signor.
Si anak muda tersenyum lebar.
“Ya, seperti pintu rumah saya, peti itu tidak saya kunci,” katanya sebelum meninggalkan Signor Magilo yang termangu-mangu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar